Ketua GPA Medan Perjuangan Angkat Bicara: "Anggota DPRD Dapil III dari PDIP Tidak Paham Tugas dan Fungsinya"

Kategori Berita

HPN

HPN

Iklan

Ketua GPA Medan Perjuangan Angkat Bicara: "Anggota DPRD Dapil III dari PDIP Tidak Paham Tugas dan Fungsinya"

Sabtu, 12 April 2025

 

Ketua GPA Medan Perjuangan Angkat Bicara: "Anggota DPRD Dapil III dari PDIP Tidak Paham Tugas dan Fungsinya"


Medan | dailyinvestigasi.com : Polemik pengangkatan Kepala Lingkungan (Kepling) 9, Kelurahan Sidorame Timur, Kecamatan Medan Perjuangan, sudah mulai meredam.Ketua Gerakan Pemuda Alwashliyah (GPA) Medan Perjuangan, Hamdani Daulay, angkat bicara terkait kisruh yang terjadi di tengah masyarakat akibat dugaan campur tangan oknum DPRD Kota Medan dari Dapil III, Paul Mei Anton Simanjuntak, yang disebut mendukung petahana secara tidak etis.


Menurut Hamdani, tindakan oknum anggota DPRD tersebut menunjukkan ketidakpahaman terhadap tugas pokok dan fungsinya sebagai wakil rakyat. Ia menyayangkan sikap yang dinilainya tidak bijak, bahkan berpotensi memecah belah masyarakat. 


“Seharusnya anggota dewan menjadi penampung aspirasi, bukan malah jadi pemicu perpecahan,” tegas Hamdani.


Polemik ini mencuat setelah beredarnya spanduk yang diduga hoaks, menyudutkan Kepling terpilih, Joni Iskandar Panjaitan. Spanduk tersebut diklaim disebarkan oleh kelompok pendukung petahana yang juga disebut-sebut mendapat dukungan dari anggota dewan tersebut. Jika benar, Hamdani meminta Badan Kehormatan DPRD Kota Medan (BKD) segera memanggil dan meminta klarifikasi dari yang bersangkutan.




Lebih lanjut, Hamdani juga meminta Wali Kota Medan, Rico Try Putra Bayu Waas, untuk menyikapi persoalan ini secara bijak sesuai aturan yang berlaku. Ia menyebut dukungan terhadap Kepling terpilih, Joni Panjaitan, telah melampaui 70 persen dari jumlah Kepala Rumah Tangga (KK) di wilayah tersebut, jauh di atas batas minimal yang ditetapkan dalam Perwal No. 21.


Sementara itu, masyarakat mengeluhkan suasana yang semakin tidak kondusif akibat tindakan provokatif. Seorang warga bernama Nasution mengungkapkan bahwa selama 18 tahun menjabat, Kepling sebelumnya tidak memberikan manfaat berarti bagi masyarakat. 


"Jabatan Kepling justru lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya," ujarnya.


Nasution dan warga lainnya memilih Joni Iskandar Panjaitan karena dinilai membawa semangat perubahan dan memiliki kompetensi di bidang kesehatan. Ia juga didukung oleh dua organisasi sosial masyarakat besar, yaitu STM Siroha dari kalangan Nasrani dan STM Serikat Amal Baik dari kalangan Muslim.


Di sisi lain, calon yang diusung petahana, Sdr. Parapat, dinilai kurang aktif bermasyarakat dan hanya terlihat saat ada kepentingan tertentu. Warga pun menyesalkan adanya provokasi yang membuat mereka terbelah menjadi dua kubu: pendukung petahana dan pendukung Kepling terpilih.


Kisruh ini menjadi ujian bagi pemerintah kota untuk menunjukkan netralitas dan keberpihakan pada suara mayoritas warga. Harapan besar disematkan kepada Wali Kota agar dapat mengembalikan suasana kondusif dan memastikan proses demokrasi di tingkat lingkungan berjalan adil serta transparan.


(H/daily TV)